Mahasiswa TB Dina Ferdinasari Juara 1 LKTIN Methanol 2021

Latar belakang adanya ide ini adalah dilatar belakangi dari cadangan energi yang semakin menipis dan sumbernya yang tidak ramah lingkungan, trend zaman yang semakin canggih, sehingga setiap aktivitas manusia selalu bergantung terhadap teknologi. Kebutuhan aktivitas manusia tersebut bisa berjalan karena adanya bantuan dari energi listrik, dan energi esensial lainnya seperti BBM. Sehingga diperlukan inovasi energi terbarukan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Untuk menggantikan bahan baku fosil maka akan dibuat energi green hydrogen yang ramah lingkungan dan bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dan menggantikan peran BBM. Namun, dalam proses pembuatan green hydrogen diperlukan energi listrik untuk tahap elektrlosisi. Maka dibutuhkan pula sumber energi listrik yang ramah lingkungan dan bisa tersedia dimana saja.
Pemanfaatan agen pengkonvensi bakteri basil dimanfaatkan gerak kontraksinya saat proses evaporasi, dimana bakteri bacil ini disimpan pada sebuah turbin dengan perlakukan khusus dan adanya pengaturan kelembaman di dalamnya, sehingga saat proses evaporasi terjadi bakteri tersebut akan berkontraksi dan relaksasi sehingga akan menciptakan energi kinetik yang bisa menggerakan turbin, dimana gerak turbin tersebutlah yang akan menghasilkan listrik untuk produksi green hydrogen. Mengapa tidak memanfaatkan energi angin saja? karena kecepatan angin tidak bisa dikendalikan variabelnya dan tidak setiap wilayah memiliki kecepatan angin yang sama, sedangkan proses evaporasi akan terjadi setiap saat karena bagian dari siklus air, dan begitupun bakteri basil karena salah satu jenis bakteri yang tahan akan suhu ekstrem dan mudah untuk dikembang biakan, sehingga ini akan berkelanjutan.

Pertama kami melakukan brainstroming terlebih dahulu dimana setiap orang mengajukan idenya masing2 dengan sub tema yang telah kami sepakati bersama, proses brainstroming ini cukup lama karena kita satu tim harus satu suara dan bisa saling mendukung satu sama lain. Setelah terkumpul beberapa topik kami mengajukan kepada dosen pembimbing untuk minta saran topik mana yang lebih bagus untuk diperdalam, dosen pembimbing kami saat itu adalah Ibu Elvy. Bu Elvy menyarankan untuk membahas energi hydrogen karena topik tersebut sangat menarik dan sedang banyak diperbincangkan. Akhirnya kami menyetujui saran dari Ibu dan memikirkan cara bagaimana mekanisme pembuatannya dan cakupan apa saja yang akan kami bawa dalam karya tulis yang akan kami buat.

Karena keadaan sedang pandemi kami tidak bisa untuk melakukan eksperimen, sehingga akhirnya kami menggunakan metode pustaka atau study literatur dari beberapa sumber jurnal. Informasi dari jurnal tersebut kami olah kembali dan dikembangkan untuk menciptakan karya yang baru. Selama proses pembuatan karya ini, tentunya kerja keras dan kerja tim adalah hal yang sangat penting. Tim kami bisa menang bukan karena karya kami yang bagus, namun kerja sama tim yang kompak serta usaha kami yang tidak setengah-setangah dalam proses pembuatannya, walaupun kami memang tim deadliner tapi dengan saling membantu sama lain sehingga pembuatan karya tulis ini bisa terselesaikan tepat waktu, walau dikumpulkan 5 menit sebelum penutupan.

Setelah kami diumumkan masuk grand final, kami meminta masukan lagi kepada dosen pembimbing kami Ibu Elvy untuk hal-hal yang harus dipersiapan untuk presentasi nanti. Sebelum presentasipun kami berlatih terlebih dahulu karena latihan menurut kami adalah kunci bagaimana kami bisa lancar dalam lombanya. Selain usaha, kerja keras, dan kerja sama, hal yang paling penting membuat kami bisa menang adalah do’a dan ridha Tuhan..

You may also like...

Leave a Reply